Indonesia yang terletak pada khatulistiwa mempunyai hari-guruh sangat tinggi dengan aktivitas 100 sampai 200 hari-guruh per tahun. Hal ini menyebabkan karakteristik petir di Indonesia berbeda dengan karakteristik petir di luar negeri yang dijadikan standar oleh Badan Standarisasi dunia pada umumnya. Setiap sambaran dapat membangkitkan sampai dengan 100 juta volt listrik dan arus mengalir sampai dengan 200 ribu ampere, Suhu kanal petir sampai dengan 10.000 derajat celcius, lebih panas dari panas permukaan matahari
Demikian hasil paparan yang di sampaikan oleh DR. Reynaldo Zoro yang sekarang menjabat sebagai Head of Laboratory for High Voltage and High Current Engineering of SEEI – ITB, dihadapan para pejabat TNI AU pada Coffee Morning di Auditorium Mabesau Cilangkap. Jakarta Timur, Rabu(22/4)
Dengan adanya feneomena ini, DR. Reynaldo Zoro mengingatkan kembali betapa pentingnya penangkal petir digunakan dalam sebuah bangunan atau gedung untuk melindungi semua perangkat teknologi yang ada. Karena dalam sambaran petir yang mengenai suatu bangunan atau obyek sambaran dapat merusak hingga radius dua kilometer dari pusat sambaran petir. Sambaran langsung dan tidak langsung petir pada peralatan dan instalasi akan menimbulkan tegangan lebih yang dapat merusak, menuakan atau merubah fungsi
Angkatan Udara sebagai Institusi yang sebagian besar menggunakan Alutsista dengan berbasis teknologi dalam setiap lingkup kerjanya seperti pesawat, Radar, Rudal dan berbagai peralatan komputer lainnya.sangat rentan terhadap efek yang ditimbulkan oleh petir
Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio, Wakasau Marsdya TNI Warjoko, para Asisten Kasau, Pati dan Kolonel jajaran TNI AU se-Jakarta.
No comments:
Post a Comment