Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa hari raya Idul Fitri tahun ini akan diwarnai hujan lokal. Memasuki minggu kedua September, curah hujan di sekitar Pulau Jawa dan Sumatera diperkirakan di atas normal akibat pengaruh la nina, dipole mode, dan kenaikan suhu permukaan laut.
"September baru masuk sedikit curah hujan. Kalau dilihat tiga faktor tadi yang memberi bonus curah hujan, itu ada tambahan (curah hujan)," ujar Kepala BMKG, Sri Woro dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jalan Angkasa, Jakarta, Senin (30/8/2010).
Untuk di kota Jakarta, menurut Kepala Bidang Informasi Perubahan Iklim BMKG, Soetamto, hujan lebih besar akan terjadi di wilayah Selatan dan Barat Jabodetabek pada minggu kedua September. "Pada siang dan malam dengan kisaran lama hujan 10-30 menit," katanya usai jumpa pers.
Sementara wilayah Timur dan Utara Jakarta, hanya berpotensi terjadi hujan ringan. Adapun musim hujan yang diprediksi jatuh pada awal September di Pulau Jawa dan Sumatera tersebut menurut Kepala Pusat Iklim Agro Klimat dan Iklim Maritim, Nurhayati, dimulai lebih cepat dengan curah hujan lebih tinggi dari normalnya. Hal tersebut, kata Nurhayati dipengaruhi fenomena La Nina, Dipole Mode yang negatif, serta suhu permukaan laut yang hangat.
"Maju lebih cepat, karena La Nina, masa udara pasifik ngumpul di Indonesia, suhu muka laut Indonesia hangat, dipole mode, tarikan uap air Afrika," ujarnya. Curah hujan yang tinggi pada minggu kedua September tersebut, kata Nurhayati cenderung tidak mempengaruhi aktivitas pelayaran. Kecuali, jika terjadi badai tropik. "Kalau ada badai tropik langsung deras, cuma itu lokal. Biasanya kita bisa monitor dari satelit," imbuhnya.
"September baru masuk sedikit curah hujan. Kalau dilihat tiga faktor tadi yang memberi bonus curah hujan, itu ada tambahan (curah hujan)," ujar Kepala BMKG, Sri Woro dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jalan Angkasa, Jakarta, Senin (30/8/2010).
Untuk di kota Jakarta, menurut Kepala Bidang Informasi Perubahan Iklim BMKG, Soetamto, hujan lebih besar akan terjadi di wilayah Selatan dan Barat Jabodetabek pada minggu kedua September. "Pada siang dan malam dengan kisaran lama hujan 10-30 menit," katanya usai jumpa pers.
Sementara wilayah Timur dan Utara Jakarta, hanya berpotensi terjadi hujan ringan. Adapun musim hujan yang diprediksi jatuh pada awal September di Pulau Jawa dan Sumatera tersebut menurut Kepala Pusat Iklim Agro Klimat dan Iklim Maritim, Nurhayati, dimulai lebih cepat dengan curah hujan lebih tinggi dari normalnya. Hal tersebut, kata Nurhayati dipengaruhi fenomena La Nina, Dipole Mode yang negatif, serta suhu permukaan laut yang hangat.
"Maju lebih cepat, karena La Nina, masa udara pasifik ngumpul di Indonesia, suhu muka laut Indonesia hangat, dipole mode, tarikan uap air Afrika," ujarnya. Curah hujan yang tinggi pada minggu kedua September tersebut, kata Nurhayati cenderung tidak mempengaruhi aktivitas pelayaran. Kecuali, jika terjadi badai tropik. "Kalau ada badai tropik langsung deras, cuma itu lokal. Biasanya kita bisa monitor dari satelit," imbuhnya.
No comments:
Post a Comment